Sepi tak lagi bersahabat. Kau yang dulu ceritakan harapan indah. Memberikan asa disetiap renungku. Kini berubah menjadi tukang racau yang penuh curiga. Menghasutku untuk menjadi seorang pendongkol.
Hei sepi. Mulai saat ini ak brteman dg ramai. Dia terlihat lebih menjanjikan daripadamu. Aku bisa lebih harapkan tawa darinya. Aku rasa dia bisa alihkanku dari renungan-renungan yang hampa.
***
Hei sepi. Mengapa kau masih saja menguntitku. Bahkan ketika ak bergaul dengan ramai. Kau menyusup seperti virus. Sial. Kau ramai sekali untuk seorang sepi.
Aahh. Baiklah sepi. Aku menyerah. Jika kau ingin bersamaku aku akan coba terima kau kembali. Lgpula ramai terlalu bising bagiku. Selalu saja semua tentang dia. Ramai tak memberikanku pengertian.
Oke sepi. Be nice to me.
No comments:
Post a Comment